Bacaan dan Renungan Harian Katolik Minggu 24 Desember 2023, Vigili Hari Raya Natal, Warna Liturgi Putih. Tema Natal 2023 adalah “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi” (Bdk. Lukas 2:14). Adapun bunyi dari ayat Lukas 2:14 adalah “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Bacaan dan Renungan Harian Katolik Minggu 24 Desember 2023, Vigili Hari Raya Natal, Warna Liturgi Putih.
Tema Natal 2023 adalah “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi” (Bdk. Lukas 2:14). Adapun bunyi dari ayat Lukas 2:14 adalah “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Daftar Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Minggu 24 Desember 2023 sebagai berikut:
Renungan Katolik Minggu 24 Desember 2023 | |
---|---|
Bacaan Pertama | Yesaya 62:1-5 |
Mazmur Tanggapan | Mzm. 89:4-5.16-17.27.29 |
Bacaan Kedua | Kisah Para Rasul 13:16-17.22-25 |
Bait Pengantar Injil | Alleluya |
Bacaan Injil | Matius 1:1-25 |
Adapun Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Minggu 24 Desember 2023 adalah sebagai berikut:
Oleh karena Sion aku tidak akan berdiam diri dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
Maka bangsa-bangsa akan melihat kebaenaranmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu.
Engkau tidak akan disebut lagi “yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai “yang berkenan kepada-Ku” dan negerimu “yang bersuami”,
sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami, sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Ref. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya.
Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Perga, setelah pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, Paulus bangkit dan memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, “Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah!
Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu.
Lalu Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud ini Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.
Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.
Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Besok kejahatan dunia akan dilebur dan Penyelamat dunia akan merajai kita.
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron,
Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud.
Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram,
Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: ‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel’ yang berarti: Allah menyertai kita.
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki, dan Yusuf menamai anak itu Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, hari ini kita merenungkan tentang tema natal 2023 yaitu kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera di bumi.
Sebagai anak-anak Allah, kita dimohon untuk mengamalkan dan menyebarkan damai itu sendiri.
Mari kita bersama-sama memahami makna dan pentingnya kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera dalam hidup kita.
I. Kemuliaan Bagi Allah
A. Allah Yang Mahakuasa
Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa Allah adalah Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta. Dalam segala hal, kita harus memberikan kemuliaan, hormat, dan pujian kepada-Nya. Hanya Dia yang berhak atas segala kemuliaan dan kuasa.
B. Kasih dan Anugerah Allah
Allah juga memuliakan kita dengan memberikan kasih dan anugerah-Nya yang melimpah. Dia mengaruniakan kita kehidupan, karunia rohani, dan pengampunan dosa melalui karya penyelamatan Kristus. Kita perlu mengingat dan bersyukur atas kemurahan Allah ini.
II. Damai Sejahtera di Bumi
A. Perdamaian dalam Hidup Kita
Dalam dunia yang penuh keresahan dan kekacauan, kita sebagai orang-orang percaya harus berperan dalam menyebarkan damai dan kebaikan. Kita dipanggil untuk hidup dalam damai dan memberikan teladan bagi orang lain. Damai yang sejati berasal dari hubungan kita yang harmonis dengan Allah dan sesama manusia.
B. Menggapai Damai Sejahtera di Masyarakat
Selain berperan dalam hidup pribadi kita, kita juga dipanggil untuk berjuang demi damai sejahtera di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara. Mengedepankan nilai-nilai Kristus, kita harus berjuang melawan ketidakadilan, kebencian, dan perpecahan, dan mempromosikan kerjasama, kesetaraan, dan perdamaian yang berlandaskan kasih.
Mari kita mengambil waktu sejenak untuk merenungkan bagaimana kita dapat memberikan kemuliaan bagi Allah dan mewujudkan damai sejahtera di bumi ini. Marilah kita hidup dalam kasih dan kesetiaan, bersaksi tentang kemuliaan Allah dalam segala hal yang kita lakukan, dan menjadi saksi perdamaian di dunia ini.
Hari Raya Natal adalah salah satu perayaan agama terbesar yang diperingati oleh umat Kristen di seluruh dunia. Merayakan kelahiran Yesus Kristus, Natal memberikan kesempatan bagi umat Kristen untuk merefleksikan dan menghormati kehadiran-Nya di dunia serta menyebarkan semangat kasih dan damai sejahtera kepada sesama.
Natal secara tradisional dihubungkan dengan perayaan keluarga, dekorasi rumah, lagu-lagu Natal, serta pertukaran hadiah. Namun, jauh di atas itu semua, Natal adalah momen penting untuk memahami serta menghargai pesan yang dibawa oleh Yesus Kristus.
Kelahiran Yesus Kristus menjadi momentum penuh makna yang menggambarkan kemuliaan dan kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat manusia. Dalam Injil Lukas, diceritakan bahwa Yesus lahir di Betlehem dan ditempatkan di palungan karena tidak ada tempat lain yang tersedia bagi-Nya. Meskipun sebagai Raja Kayu Salib, kelahiran-Nya di tempat sederhana tersebut menjadi lambang kerendahan hati dan pengorbanan-Nya bagi umat manusia.
Dalam Alkitab, peristiwa kelahiran Yesus diiringi oleh kedatangan malaikat yang menyampaikan pesan damai sejahtera dan sukacita kepada seluruh umat manusia. Malaikat itu berkata kepada para gembala, “Janganlah takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kabar baik yang sangat besar bagi kamu, yang akan mendatangkan sukacita bagi seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu, di dalam kota Daud, seorang Juruselamat, yang ialah Kristus, Tuhan” (Lukas 2:10-11).
Pesannya yang menggembirakan tersebut menunjukkan bahwa kelahiran Yesus adalah anugerah Allah yang diberikan untuk umat manusia. Yesus datang untuk membawa harapan, perdamaian, dan penyelamatan kepada mereka yang percaya dan mengikuti ajaran-Nya.
Dalam konteks ini, Natal bukan hanya sekadar merayakan peristiwa sejarah, tetapi juga menggugah hati umat Kristen untuk menghidupi nilai-nilai yang diajarkan oleh Yesus. Natal mengingatkan kita akan pentingnya kasih, pengampunan, dan persaudaraan. Itu adalah waktu di mana kita diundang untuk melayani, berbagi, dan mencintai sesama manusia tanpa pandang ras, agama, maupun status sosial.
Selama perayaan ini, banyak gereja dan masyarakat Kristen menyelenggarakan ibadah khusus, pertunjukan Natal, dan kegiatan amal. Selain itu, Natal juga merupakan momen penting bagi keluarga untuk berkumpul, saling menghargai, dan memperkuat ikatan persaudaraan.
Selain berbagai aspek keagamaan dan sosial, perayaan Natal juga dikenal dengan simbol-simbol khasnya. Pohon Natal, misalnya, merupakan simbol keabadian dan kemenangan kehidupan di atas kematian. Kami juga sering melihat dekorasi rumah dengan warna-warni yang ceria dan lampu-lampu berkilauan untuk memperindah suasana Natal.
Selama masa Natal, lagu-lagu Natal juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Lagu-lagu seperti “O Holy Night,” “Silent Night,” dan “Hark! The Herald Angels Sing” mengingatkan kita tentang kelahiran Yesus serta memberikan rasa sukacita dan kedamaian di hati.
Selain itu, saat Natal, banyak orang merasakan sukacita dalam memberikan dan menerima hadiah. Ini mencerminkan hadiah yang diberikan kepada Yesus oleh para majus saat pertama kali-Nya lahir. Namun, lebih dari itu, memberi hadiah di Hari Raya Natal adalah cara kita menunjukkan kasih dan perhatian kita terhadap orang-orang yang kita sayangi.
Dalam menjalani tradisi Natal, adalah penting bagi kita untuk tidak melupakan tujuan utama perayaan ini. Natal adalah waktu bagi kita untuk bersyukur atas hadirnya Yesus Kristus di dunia dan untuk menghidupi ajaran-ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari kita.
Dalam sebuah dunia yang diwarnai oleh kekerasan, konflik, dan ketidakadilan, semangat Natal menjadi semakin penting. Natal mengingatkan kita akan perlunya mencari damai dan keadilan di muka bumi, serta berbagi kasih dan kebaikan kepada sesama manusia. Ini adalah panggilan bagi umat Kristen untuk menjadi alat perubahan positif di dunia ini, membawa damai dan menuntun orang lain kepada kasih Kristus.
Begitu hebatnya pesan Natal ini sehingga tidak hanya umat Kristen yang merayakannya. Natal telah menjadi momen di mana banyak orang dari berbagai agama dan budaya juga ikut merayakannya sebagai momen kebersamaan dan semangat kasih.
Dalam kesatuan dan kebersamaan ini, perayaan Natal melampaui batasan-batasan agama dan kepercayaan pribadi. Natal mengingatkan kita bahwa kita semua adalah anak-anak Tuhan yang sama-sama memiliki tanggung jawab untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Dalam kebisingan dan kesibukan perayaan Natal, marilah kita tetap mengingat serta menjadikan Natal sebagai waktu kehidupan rohani dan pengorbanan yang penuh kasih. Merayakan Natal dengan kebaikan hati dan semangat kasih adalah cara kita memberikan penghormatan kepada kelahiran Yesus Kristus dan menyebarkan kemuliaan serta damai sejahtera di bumi.
Selamat Hari Raya Natal! Semoga pesan-nilai Natal senantiasa menginspirasi dan membimbing langkah-langkah kita menuju kehidupan yang lebih baik dan berarti. Tuhan memberkati kita semua dan memampukan kita untuk menjalankan panggilan-Nya dengan setia. Amin.
Ya Allah, setiap tahun Engkau menggembirakan kami dengan menantikan penebusan. Semoga kami, yang dengan gembira menerima Putra Tunggal-Mu sebagai Penebus, layak menghadap Dia dengan hati tenang, manakala Ia datang sebagai hakim.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Minggu 24 Desember 2023.